Putri Presiden Soekarno : FPI Bukan Ormas Agama dan Harus Dibubarkan
Berita Teraktual, Jakarta - Putri Presiden pertama Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, menilai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tak menghargai kebhinekaan di Indonesia. Padahal Indonesia mempunyai berbagai ragam suku, agama dan ras
Apalagi, Habib Rizieq Shihab juga tak memiliki sopan santun dalam berbicara. Salah satunya menghina pancasila dan Presiden Soekarno sebagai perumus pancasila.
"Saya kira itu tidak layak bagi seorang ulama. Dia (Rizieq) seolah tidak kebhinekaan, dia (Rizieq) selalu dengan hanya satu agama saja sedangkan kebhinekaan kita kan bukan hanya urusan kedaerahan saja suku dan ras tapi juga dari sisi agama kebhinekaan. Kita itu sudah menjadi suatu kesatuan yang harus kita toleransi bersama bersiap saja menghadapi proses hukum," kata Sukmawati di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (29/12/16).
"Kegaduhan yang ditimbulkan oleh ucapan yang kasar dan tidak hormat tidak ada respek itu tidak beretika dan tidak berakhlak," imbuhnya.
BACA JUGA :
Selain itu, lanjut dia, organisasi masyarakat tak menghargai toleransi di Indonesia harus dibubarkan. Sebab, organisasi masyarakat juga harus menghargai toleransi agar tak meresahkan masyarakat.
"Saya kira harus demikian semua juga akan mengharapkan yang sudah keterlaluan itu perlu dibubarkan saja. Ya mungkin sedang dikumpulkan bukti-bukti untuk lebih mantap lagi membubarkan ormas ormas tersebut keadaannya sangat meresahkan sekali sangat kurang ajar," kata dia.
Sebelumnya, Sukmawati Soekarnoputri melaporkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab ke Bareskrim Polri. Sukmawati mengaku tidak terima dengan pernyataan Rizieq yang ia anggap telah melecehkan Pancasila. Apalagi Soekarno, sang ayahanda, adalah salah seorang yang merumuskan Pancasila.
Menurut Sukmawati, pernyataan Rizieq tidak pantas dilontarkan seorang pimpinan sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang basis massa relatif besar. Selain itu, Sukmawati menilai kata-kata Rizieq akan memberikan preseden buruk dan dampak negatif terhadap generasi muda.